RADAR BLAMBANGAN.COM, | MALANG – Dalam rangka Hari Lahir (Harlah) Pagar Nusa ke-37, Perguruan PAC Pagar Nusa Kecamatan Pagak Kabupaten Malang yang dihadiri Ketua PC Pagar Nusa Kabupaten Malang Gus Saiful Anam dan Para sesepuh Pagar Nusa Kabupaten Malang diantaranya Mbah Jadu, H. Maksum, dan yang lain, dihadiri juga jajaran Muspika Kecamatan Pagak, Kades Sempol, Kades Sumberkerto dan aparatur pemerintah Desa sekitar Pagak, Ketua PAC Pagar Nusa Pagak dan jajaran pengurusnya, Ketua Rois MWC NU Pagak Ust. Taufiqurrohman, Ketua PAC Muslimat dan Fatayat NU Kecamatan Pagak, Ketua Anshor PAC Pagak, IPNU dan IPPNU dan ratusan masyarakat Sempol yang mana pada harlah Pagar Nusa ke -37 ini menggelar berbagai atraksi bela diri. Atraksi itu dipamerkan di halaman Rumah Gus Dhofir Abdulloh Sempol selaku Pembina PAC Pagar Nusa Pagak, pada Jumat (6/1/2022).
Atraksi yang disajikan dalam acara tersebut di antaranya seni jurus bela diri, seni debus, seni tarung bebas, dan beberapa pertunjukan seni lainnya.
Aksi ini diperagakan oleh para pendekar handal di bawah naungan PAC Pagar Nusa Kecamatan Pagak yang membawahi 8 Desa dan membuat beberapa perguruan pencak silat Pagar Nusa di Malang Selatan hidup kembali dengan jumlah total pendekar sekira 30 orang lebih yang hadir.
Ketua Pembina PAC Pagar Nusa Kecamatan Pagak sekaligus salah satu pengasuh Pondok Pesantren Al-Manar Sempol, Gus Dhofir Abdulloh menyampaikan, kegiatan ini sebagai bentuk penguatan semangat dan mengingatkan kembali pada para pendekar saat ini terhadap perjuangan para leluhur.

“Untuk mengingatkan kembali bagaimana pagar nusa ini dibentuk. Serta mengingkatkan pada para pendekar dalam membela negara dan mengawal para kiai Nahdlatul Ulama,” katanya.
Namun pada prinsipnya, kata kiai yang akrab disapa Gus Dhofir ini, seorang pendekar Nahdlatul Ulama ini harus tetap berkhidmat pada pesantren, pada kiai, dan NKRI.
“Pantang menantang, tak surut bila ditantang. Itu prinsip pagar nusa kami,” kata Gus Dhofir.
Selain pertunjukan seni bela diri oleh para anggotapendekar PAC Pagar Nusa Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Acara itu juga menyajikan pertunjukan tarung bebas oleh para pendekar terbaik.
Anggota Pengurus PAC Pagar Nusa Kecamatan Pagak Bagian Organisasi dan Hukum Ach. Hussairi, SH., berharap bahwa dengan harlah ke 37 ini Pagar Nusa terus dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan.
“Di Harlah ke-37 ini kita tingkatkan persatuan dan kesatuan untuk terwujudnya soliditas sesama pendekar Pagar Nusa dari berbagai aliran pencak silat yang tergabung dalam Pagar Nusa,” ungkap Hussairi.
Hussairi juga mengatakan dengan diadakannya harlah Pagar Nusa ini bertujuan untuk memperkokoh Silaturahmi antar para Pendekar dan Pesilat Indonesia.
Hussairi juga mengatakan bahwa pendekar Pagar Nusa di latih untuk belajar pencak silat agar untuk bela diri serta menjaga tradisi kebudayaan bangsa Indonesia tetap utuh dan dilestarikano>.
“Pencak silat merupakan tradisi masyarakat di Nusantara yang harus dilestarikan, kader Pagar Nusa harus menjaga keseimbangan tradisi dan prestasi untuk mengembangkan pencak silat tersebut,” ucapnya.
“Pencak silat Pagar Nusa di dirikan oleh KH. Ma’sum Jauhari ketika itu untuk menggunakan bela diri untuk membela diri, keluarga, masyarakat, agama dan bangsa, bukan untuk gagah-gagahan, manfaatkan ilmu yang kita dapat untuk hal yang manfaat serta memberi maslahat bagi orang banyak itu pesan guru kita KH. Ma’sum Jauhari,” sambungnya.
Pagar Nusa sendiri menurut situs resmi Nahdlatul Ulama terbentuk di Lirboyo 37 silam di prakarsai oleh KH. Ma’sum Jauhari karena keperihatinan terhadap surutnya seni bela diri pencak silat, yang mana pencak silat merupakan tradisi leluhur bangsa Indonesia.
Adapun nama Pagar Nusa merupakan kepanjangan dari Pagar NU dan Bangsa. Pungkas Ach. Hussairi, SH yang juga berprofesi sebagai Advokat yang diketahui berkantor di wilayah Kepanjen Malang.
Dalam rangka Hari Lahir (Harlah) Pagar Nusa ke-37, Perguruan PAC Pagar Nusa Kecamatan Pagak Kabupaten Malang yang dihadiri Ketua PC Pagar Nusa Kabupaten Malang Gus Saiful Anam dan Para sesepuh Pagar Nusa Kabupaten Malang diantaranya Mbah Jadu, H. Maksum, dan yang lain, dihadiri juga jajaran Muspika Kecamatan Pagak, Kades Sempol, Kades Sumberkerto dan aparatur pemerintah Desa sekitar Pagak, Ketua PAC Pagar Nusa Pagak dan jajaran pengurusnya, Ketua Rois MWC NU Pagak Ust. Taufiqurrohman, Ketua PAC Muslimat dan Fatayat NU Kecamatan Pagak, Ketua Anshor PAC Pagak, IPNU dan IPPNU dan ratusan masyarakat Sempol yang mana pada harlah Pagar Nusa ke -37 ini menggelar berbagai atraksi bela diri. Atraksi itu dipamerkan di halaman Rumah Gus Dhofir Abdulloh Sempol selaku Pembina PAC Pagar Nusa Pagak, pada Jumat (6/1/2022).
Atraksi yang disajikan dalam acara tersebut di antaranya seni jurus bela diri, seni debus, seni tarung bebas, dan beberapa pertunjukan seni lainnya.
Aksi ini diperagakan oleh para pendekar handal di bawah naungan PAC Pagar Nusa Kecamatan Pagak yang membawahi 8 Desa dan membuat beberapa perguruan pencak silat Pagar Nusa di Malang Selatan hidup kembali dengan jumlah total pendekar sekira 30 orang lebih yang hadir.
Ketua Pembina PAC Pagar Nusa Kecamatan Pagak sekaligus salah satu pengasuh Pondok Pesantren Al-Manar Sempol, Gus Dhofir Abdulloh menyampaikan, kegiatan ini sebagai bentuk penguatan semangat dan mengingatkan kembali pada para pendekar saat ini terhadap perjuangan para leluhur.
“Untuk mengingatkan kembali bagaimana pagar nusa ini dibentuk. Serta mengingkatkan pada para pendekar dalam membela negara dan mengawal para kiai Nahdlatul Ulama,” katanya.
Namun pada prinsipnya, kata kiai yang akrab disapa Gus Dhofir ini, seorang pendekar Nahdlatul Ulama ini harus tetap berkhidmat pada pesantren, pada kiai, dan NKRI.
“Pantang menantang, tak surut bila ditantang. Itu prinsip pagar nusa kami,” kata Gus Dhofir.
Selain pertunjukan seni bela diri oleh para anggota pendekar PAC Pagar Nusa Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Acara itu juga menyajikan pertunjukan tarung bebas oleh para pendekar terbaik.
Anggota Pengurus PAC Pagar Nusa Kecamatan Pagak Bagian Organisasi dan Hukum Ach. Hussairi, SH., berharap bahwa dengan harlah ke 37 ini Pagar Nusa terus dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan.
“Di Harlah ke-37 ini kita tingkatkan persatuan dan kesatuan untuk terwujudnya soliditas sesama pendekar Pagar Nusa dari berbagai aliran pencak silat yang tergabung dalam Pagar Nusa,” ungkap Hussairi.
Hussairi juga mengatakan dengan diadakannya harlah Pagar Nusa ini bertujuan untuk memperkokoh Silaturahmi antar para Pendekar dan Pesilat Indonesia.
Hussairi juga mengatakan bahwa pendekar Pagar Nusa di latih untuk belajar pencak silat agar untuk bela diri serta menjaga tradisi kebudayaan bangsa Indonesia tetap utuh dan dilestarikano>.
“Pencak silat merupakan tradisi masyarakat di Nusantara yang harus dilestarikan, kader Pagar Nusa harus menjaga keseimbangan tradisi dan prestasi untuk mengembangkan pencak silat tersebut,” ucapnya.
“Pencak silat Pagar Nusa di dirikan oleh KH. Ma’sum Jauhari ketika itu untuk menggunakan bela diri untuk membela diri, keluarga, masyarakat, agama dan bangsa, bukan untuk gagah-gagahan, manfaatkan ilmu yang kita dapat untuk hal yang manfaat serta memberi maslahat bagi orang banyak itu pesan guru kita KH. Ma’sum Jauhari,” sambungnya.
Pagar Nusa sendiri menurut situs resmi Nahdlatul Ulama terbentuk di Lirboyo 37 silam di prakarsai oleh KH. Ma’sum Jauhari karena keperihatinan terhadap surutnya seni bela diri pencak silat, yang mana pencak silat merupakan tradisi leluhur bangsa Indonesia.
Adapun nama Pagar Nusa merupakan kepanjangan dari Pagar NU dan Bangsa. Pungkas Ach. Hussairi, SH yang juga berprofesi sebagai Advokat yang diketahui berkantor di wilayah Kepanjen Malang.
Sumber Berita : Ach Hussaeri
Pewarta : Ratri