RADAR BLAMBANGAN.COM, | BONDOWOSO –
Banyak sekali hari hari suci keagamaan bagi umat hindu, contohnya hari raya umat hindu yang datangnya tepat 210 hari sekali yaitu hari raya Galungan dan Kuningan.
Bertempat di Pura Tri Dharma Santi yang berada di Jl. Letkol Sudiono Nangkaan Bondowoso dihadiri oleh Ketua PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia) Drs.I Nyoman Sutama dan seluruh umat hindu Bondowoso lakukan persembahyangan kepada Sang Hyang Widi. Sabtu (14/1/2023).
Tujuan persembahyangan hari raya Kuningan di Pura Tri Dharma Santi masih dalam rangkaian hari raya Galungan dan sebagai wujud rasa syukur serta terima kasih umat hindu kepada Sang Hyang widi.Ucapan terima kasih yang mendalam juga perlu disampaikan kepada para leluhur karena atas jasa-jasa merekalah kita yang masih ada di dunia ini bisa seperti keadaan sekarang ini. Leluhur itu adalah para orang tua (ayah, ibu, kakek, nenek, dan seterusnya) yang telah terlebih dahulu meninggalkan dunia ini.
Jasa mereka sungguh besar bagi kita yang masih menjalani kehidupan di dunia ini.

Seperti yang disampaikan oleh Pandita Pura Tri Dharma Santi yaitu I Wayan Sindya., S. H., bahwa tujuan melaksanakan hari raya Galungan dan Kuningan ini sebagai rasa terima kasih kepada Sang hyang widi karena kita mampu menahan nafsu kita yg terdiri dari beberapa yadnya.
“Terima kasih (Astungkara) kepada Sang Hyang Widi atas mampu mengalahkan nafsu kita yang terdiri dari ahang kara (ego) dan dasa indrya”ujar I Wayan Sindya, S. H.
“Arti Yadnya adalah korban suci persembahan dari kesadaran dalam hati dan Yadnya sendiri bisa diartikan memuja, mengabdi dan berkorban” tambah pria kelahiran Bali ini.
Sebagai wujud rasa terima kasih kita kepada para leluhur sesungguhnya tidak hanya cukup dengan menghaturkan banten dan melakukan persembahyangan, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita berkomitmen untuk merawat dan meningkatkan keharmonisan keluarga besar yang diwariskan para leluhur kepada kita.
Pada Hari Raya Kuningan inilah waktunya kita mengevaluasi diri apakah kita sudah memenangkan Dharma tidak hanya terhadap diri sendiri, tetapi pada lingkup yang lebih luas, yakni keluarga.(Yuniar)