Home / Berita / Dugaan Pungli merajalela dan Sampah Menumpuk di Pasar Tumpah SGC Cikarang Kota

Dugaan Pungli merajalela dan Sampah Menumpuk di Pasar Tumpah SGC Cikarang Kota

RADAR BLAMBANGAN.COM, | Cikarang – Aktivis Fajar yang akrab disapa Bang Kancil, Ketua Investigasi Anti Pungli, menyoroti adanya dugaan pungutan liar (pungli) di kawasan Pasar Tumpah SGC, Cikarang Kota.

Menurut laporan para pedagang, terdapat kutipan iuran harian dengan nominal bervariasi mulai dari Rp5.000 hingga Rp40.000. Ironisnya, pedagang yang tidak menggunakan fasilitas listrik maupun kebersihan tetap dikenakan iuran tinggi.

“Pedagang gerobak kecil, seperti penjual martabak manis, tetap diminta bayar Rp35 ribu sampai Rp40 ribu. Padahal tidak pakai listrik, sementara alasan iuran katanya untuk bayar listrik dan sampah,” kata Fajar, jumaat (3/10/2025) saat ditanyai wartawan.

Lebih jauh, pedagang sayur di kawasan “global” juga mengaku dikenakan iuran serupa, disebut-sebut untuk keperluan listrik, sampah, dan dolak. Namun kenyataannya, sampah masih menumpuk dan tidak terkelola dengan baik.

Pedagang meminta agar pungutan dilakukan per individu, bukan global, supaya jelas peruntukannya. Mereka berharap ada transparansi penggunaan dana iuran dan adanya kepastian sampah benar-benar diangkut.

Fajar menegaskan, pihaknya telah melakukan pemantauan dan melaporkan dugaan praktik pungli ini. Namun hingga kini, belum ada respons dari aparat penegak hukum.

“Jangan sampai laporan hanya menjadi simbol. Surat harus berjalan sesuai fungsinya. Aparatur penegak hukum harus ambil langkah, jangan menunggu kasus ini viral,” tegas Fajar.

Bahkan, dari temuan lapangan disebutkan bahwa ada setoran hingga Rp1 juta per hari dari mandor ke oknum tertentu untuk urusan koordinasi. Fajar mendesak agar dugaan tersebut segera diklarifikasi kebenarannya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *